Sabtu, 03 Maret 2012

Kesalahan Penalaran (Tugas 3)

Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
 
Salah nalar ada dua macam :
      1.       Salah nalar induktif, berupa
        (1) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
        (2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
        (3) kesalahan analogi.

      2.       Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena:
        (1) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
        (2) kesalahan karena adanya term keempat;
        (3) kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
        (4) kesalahan karena adanya 2 premis negatif. 

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan,
2.      pikiran,
3.      kepercayaan,
4.      simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

PENALARAN INDUKTIF YANG SALAH
Penalaran yang salah berupa gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang keliru atau sesat, karena seseorang tidak mengikuti tata cara berpikir dengan tepat. Ada penalaran yang salah secara deduktif adalah simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah atau yang berpremis tidak memenuhi syarat. Lain halnya dengan penalaran induktif yang salah, karena :

(1) perampatan terlampau luas. 
Pernyataan seperti orang Indonesia pemalas, termasuk kesalahan penalaran induktif, karena masih banyak orang Indonesia yang rajin.
(2) bersumber pada hubungan sebab akibat yang salah.
Kesalahan ini sering dijumpai di dalam wacana iklan, seperti pada contoh berikut :
Larutan ini menghilangkan sariawan, panas dalam, hidung tersumbat, dan bibir pecah-pecah.

Kesalahan penalaran terjadi karena penutur tidak cermat dalam mengungkapkan kesejajaran rincian, dan kesalahan logika. Perhatikan contoh tersebut, kita bisa menghilangkan jenis penyakit, tetapi pada rincian kedua terakhir tidak logis, bagaimana larutan itu menghilangkan hidung tersumbat, demikian juga untuk menghilangkan bibir pecah- pecah. Siapa yang mau kehilangan hidung tersumbat, atau bibir meskipun pecah-pecah.

Kesalahan penalaran induktif dapat pula berupa kesalahan analogi. Kesalahan ini terjadi bila dasar analogi induktif yang dipakai tidak merupakan ciri esensial simpulan yang ditarik. Kesalahan perampatan terjadi antara lain karena jangkauan perampatannya terlalu luas. Perhatikan contoh-contoh berikut dengan berbagai kesalahan penalaran induktif.
a) Generalisasi yang terlalu luas, seperti pada :
  • Orang Indonesia itu malas bekerja.
  • Orang bodoh suka menyuap.

b) Salah penilaian terhadap penyebaban, seperti pada :
  • Orang itu meninggal dalam tahanan, ia meninggal karena ditahan.
  •  Pemakaian gelang akar bahar menyembuhkan penyakit encok.        
  •  Taufik Hidayat menjadi juara, karena kita menyertakan doa baginya.
c) Analogi yang salah biasanya digunakan untuk mengembangkan paragraf. 
Contoh analogi yang salah sebagai berikut :
Negara ibarat kapal yang sedang berlayar menuju suatu tujuan. Jika nahkoda harus memungut suara setiap kali ia ingin menentukan arahnya, kapal itu sukar mencapai tujuannya. Oleh karena itu, demokrasi dalam tata Negara gagal.

d) Penyampingan  masalah.  
      Salah nalar ini terjadi jika : (a) argumentasi tidak mengenai pokok masalah, (b) pokok masalah ditukar dengan pokok lain, dan (c) keluar dari garis pembicaraan semula. Perhatikanlah contoh berikut : 
  •  Jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin tidak mungkin terjadi karena UUD 1945 menetapkan asaa kekeluargaan untuk ekonomi kita. 
  •  Humor Indonesia itu berpangkal pada kedunguan, karena orang Indonesia tidak mengenal humor.
  • Perencanaan keluarga tidak perlu dilakukan, karena Kalimantan masih kosong.
e) Pembenaran masalah melalui masalah sampingan, seperti pada contoh :
  • Orang diperbolehkan korupsi, karena para pejabat juga melakukannya.
  • Pegawai tidak perlu datang pada waktunya, karena atasannya juga sering terlambat.

f) Argumentasi  ad-homonem.  
Salah penalaran yang terjadi jika dalam berargumentasi kita melawan orangnya dan bukan masalahnya. Hal seperti itu banyak digunakan dalam dunia politik. Contoh : 
  • Usul perbaikan itu tidak perlu ditanggapi, karena pengusulnya berasal dari golongan ekstrem.
  • Kepemimpinannya diragukan karena ia mempunyai banyak mobil dan rumah mewah.

g) Imbauan yang didasarkan pada keahlian yang diragukan, seperti pada: 
  • Menurut pendapat para bintang film, perkembangan politik dewasa ini cukup mengerikan. 
  • Pembicaraan mengenai ekonomi kita dewasa ini dapat dilandaskan kepada pendapat Gusdur.
     h) Nonsequiter (simpulan yang ditarik berdasarkan premis yang tidak atau hampir tidak ada sangkut pautnya). Contoh :
  •      Astra merupakan pembuat mobil terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, mobil Toyota yang dihasilkan adalah mobil terbaik.
  • ICMI merupakan kelompok yang paling banyak cendikiawannya. Oleh karena itu, usul-usulnya paling bermutu. 
  • Pak Ramli sering membentak-bentak. Bayangkan saja bagaimana ia menghukum anaknya di rumah.
i)   Pemikiran atau ini, atau itu (melihat masalah yang rumit dari dua sudut pandang yang bertentangan), seperti pada :
  • Para petani harus bersekolah supaya lebih terampil.
  • Seorang komunis akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
  • Kita harus memilih antara demokrasi atau diktator.
Kesalahan penalaran ini dapat diamati melalui pernyataan-pernyataan. Kesalahan tersebut dapat berupa kesalahan struktur, gagasan atau penalaran seperti dinyatakan terdahulu. Kesalahan penalaran dapat berupa kesalahan deduktif atau induktif. Kesalahan induktif yang sering terjadi karena kesalahan perampatan yang terlalu luas, analogi yang salah, dan kesalahan penilaian hubungan sebab akibat. Kesalahan deduktif yang terjadi karena antara lain terem mayor yang tak dibatasi, kesalahan terem penengah, dan kesalah dua premis yang negatif.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar