Setiap individu pada dasarnya akan selalu melakukan kegiatan komunikasi. Karena komunikasi sangat penting, dapat berhubungan dengan orang lain, dapat berbagi informasi ataupun dapat bertukar pikiran, dan dapat pula menambah wawasan dari informasi tersebut dari yang tidak tahu menjadi tahu karena adanya komunikasi tersebut. Informasi yang disampaikan lewat komunikasi tersebut dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan cara tidak langsung.
Komunikasi apabila dapat dilakukan dengan Jelas (dinyatakan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh si penerima berita), Tepat (dalam hal orang yang dituju untuk diberi berita atau informasi yang perlu disampaikan), sesuai sasaran (tujuan pemberian berita atau informasi sebaiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh si pengirim), komunikasi yang dilakukan akan berjalan baik dan berhasil. Namun apabila hal-hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka akan muncul sebuah komunikasi yang salah atau yang sering disebut dengan Miss communication.
Miss communication (salah komunikasi) adalah penyebab dari tujuan atau misi dari komunikasi yang tidak tercapai, yang merupakan salah satu akibat dari proses komunikasi yang tidak bisa diterima baik oleh ke dua pihak.
Miss communication biasa terjadi pada komunikasi antara kedua pihak. Miss communication terjadi biasanya dikarenakan salah satu pihak tidak mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh pihak yang lain. Mungkin dari cara penyampaian antara orang A kepada orang B yang tidak jelas yang mengakibatkan orang B tidak dapat memahaminya. Baik dari bahasanya, atau ejaan kalimatnya, atau bisa juga karena media yang digunakan.
Contohnya adalah saat seorang dosen menjelaskan materi kepada mahasiswanya, jika tidak dengan penjelasan yang detail bisa terjadi miss communication pada pelajaran tersebut, yang menyebabkan mahasiswa tersebut tidak bisa mengerjakan soal pada saat ujian.
contoh lainnya adalah komunikasi antara orang tua dengan anaknya, sering kita jumpai terkadang orang tua dapat menghukum anak-anaknya atas perilaku tertentu yang sangat tidak dapat diterima. Selain itu terkadang orang tua berbicara dengan anaknya seolah-olah berbicara dengan sebuah bangku ataupun seringkali orang tua tidak perlu mengendalikan cara mereka berbicara dengan anak-anaknya, hanya bersikap santai bahkan memberikan perintah, pertanyaan atau petuah. sepatah kata yang diucapkan oleh orang tua juga terkadang melukai perasaan seorang anak atau menjatuhkan harga dirinya atau anak tiba-tiba melakukan sesuatu yang menjadikan orang tua bermasalah.
Uraian masalah tersebut menandakan adanya perbedaan karakter antara orang tua dan anak. Berbagai pendapat mengungkapkan perbedaan karakter diantara keduanya. Dimana sikap kebanyakan orang tua ketika dihadapkan pada seorang anak yang mempunyai masalah, yaitu sok moralis, memberi nasehat, menggurui, mengkritik, menganalisis, mudah marah, memberi hukuman psikis, memberi hukuman fisik, dll. Sedangkan sikap karakter yang dimiliki seorang anak biasanya adalah pengkritik, pencela, pemicu konflik, pemberontak, mudah meniru, melanggar aturan, dapat mengerti kaidah moral bila diajarkan, suka mengadu, merasa mempunyai hak seperti orang dewasa, ingin dihargai maupun diperlakukan dengan baik, dll.
Hubungan perbedaan karakter antara orang tua dengan anak tersebut yang memicu terjadinya miss communication.
Untuk meminimalisir miss communication kita harus bisa mengetahui dengan jelas siapa lawan bicara kita, dengan begitu kita bisa lebih mudah apa yang akan kita bicarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar